Hampir di belahan bumi mana pun, profesi yang sekedar sebagai ibu rumah tangga tidak pernah dianggap sebagai profesi yang mulia. Ia dianggap kalah derajat dari setiap profesi yang ada. Alasannya memang hanya satu yaitu gaji. Beberapa lembar ato keping uang itu mampu menenggelamkan keutamaan sebagai ibu rumah tangga.
Padahal, soal kepuasan batin seorang wanita, menjadi ibu rumah tangga adalah pilihannya. Hasil yang luar biasa, yaitu menjadikan putra-putrinya sebagai anak-anak yang sholeh dan mendapatkan keridhoan Allah adalah lebih utama daripada gaji sejumlah berapa pun.
Sayangnya, banyak wanita yang malu ketika mengatakan bahwa profesi hariannya kini adalah seorang ibu rumah tangga. Apalagi manakala engkau adalah seorang sarjana, tetapi hanya menjadi ibu rumah tangga. Perasaan malu semakin bertambah ketika teman-temanmu menyayangkan keputusanmu yang hanya ibu rumah tangga.
Sesungguhnya menjadi ibu rumah tangga adalah profesi sekelas manajer perusahaan. Lihat saja pekerjaannya, mulai dari bertanggung jawab mengatur waktu, makanan, keuangan, kebutuhan seluruh anggota keluarga, pendidikan dan perkembangan anak-anak, dsb. Disinilah beratus-ratus keputusan diambil setiap harinya. Bukankah merupakan sebuah pekerjaan yang luar biasa manakala engkau berhasil menjalankan tanggung jawab ini sebaik mungkin?
Ketulusannya dalam melayani suami dan putra-putrinya tergambar jelas dengan senyum yang selalu menyertai hari-harinya. Tidak perna berkeluh kesah apalagi meminta yang berlebih terhadap sang suami. Juga tiada didapati ia merasa bosan atau capek dalam mengurus rumah tangganya. Ia selalu mengingatkan suaminya untuk tidak membawa masuk nafkahnya ke dalam rumah, kecuali yang diridhai Allah. Ia juga slalu mengajarkan kepada putra-putrinya tentang arti kemandirian, berdiri diatas kaki sendiri dan tidak menjadi benalu bagi orang lain.
Kesederhanaann dalam bersikap dan bertutur kata telah mengajarkan putra-putrinya dalam berperilaku. Tuturnya kepada putra-putrinya,"Nak, ibu cuma minta dua hal, dirikanlah sholat dan janganlah sekali-kali kamu berbohong." Sungguh, ibu ini begitu elok dalam kesederhaannya..., demikianlah seharusnya seorang muslimah. Teladan ditengah hiruk-pikuk perempuan-perempuan yang meneriakkan persamaan gender. Wanita boleh jadi apa saja, tetapi jangan pernah melupakan bahwa dirinya adalah seorang ibu rumah tangga.
di dedikasikan untuk teman2ku yg sudah menjadi ibu rumah tangga dan calon ibu rumah tangga